Sabtu, 02 Maret 2013

Percaya Diri dengan Trampil Beladiri


Percaya diri merupakan modal penting dalam menjalani liku-liku kehidupan. Dengan rasa percaya diri    seseorang akan menjadi lebih mentap dan optimis  untuk mengerjakan sesuatu. Saya sendiri lebih sependapat dengan kata "percaya diri" ini dengan makna dan penghayatan yang mengandung arti: percaya penuh kepada Allah. Karena segala sesuatu itu Allah saja yang menentukan. Manusia itu tinggal menjalankan saja segala seuatu dengan sebaik-baiknya. Tetapi karena orang lebih familier dengan kata percaya diri, maka untuk lebih memudahkan dalam memahami pembahasan istilah "percaya diri" akan kita gunakan. Diantara cara meningkatkan rasa percaya diri secara umum pada diri seseorang adalah dengan menguasai bidang atau tugas yang hendak dijalankan, melatihnya dan mempraktekannya secara berulang.

Bagaimana dengan keterampilan beladiri. Apakah bisa meningkatkan mental percaya diri pada seseorang?
Jawabannya tentu saja tergantung bidang yang akan dijalani. Jika bidang tugas yang akan dikerjakan berhubungan dengan menghadapi orang banyak, bahkan terkadang orang yang  tidak dikenal, terkadang seseorang merasa minder, takut, ragu dan sejenisnya. Nah untuk hal-hal seperti ini maka keterampilan seseorang dalam bidang beladiri biasanya akan sangat membantu. Hal tersebut karenan dalam latihan beladiri seseorang akan dilatih mentalnya untuk menghadapi hal-hal yang bahkan sangat ditakutkan seseorang yaitu di sakiti   dan di serang secara fisik. Bahkan dalam beberapa pelatihan beladiri khususnya Belasalam juga di ajarkan adab dan akhlak yang baik,  bagaimana menghadapi seseorang dengan cara sebaik-baiknya. Dengan demikian keterampilan seseorang dalam berlatih "beladiri" akan dapat membantu seseorang dalam meningkatkan mental percaya diri, khusunya saat berhadapan dengan orang banyak atau orang asing. Namun perlu diingat bahwa percaya diri tidak sama dengan sombong, jadi disamping bisa beladiri seharusnya seseorang juga memiliki pribadi dan akhlakul karimah. Karena jika seseorang memiliki  keahlian beladiri tetapi tidak memiliki adab dan akhlakul karimah maka sangat boleh jadi percaya diri ini akan berubah jadi kesombongan. Merasa paling hebat, merasa orang lain rendah dan hina dan lebih celaka lagi jika menolak kebenaran.   

Pelajari dan praktekan akhlakul karimah dan miliki keterampilan beladiri syar'ie.
Bi idznillah, insya Allah, Anda akan merasakan dalam waktu yang tidak lama lagi,  memiliki tingkat percaya  diri Anda meningkat daripada sebelumnya. Diantara caranya dengan dua cara ini:

  1. Memiliki adab dan akhlakul karimah dan 
  2. Memiliki ketrampilan dan kemahiran beladiri syar'i.
Tidak hanya percaya diri ada keuntungan lain dari belajar beladiri. Anda akan memiliki  kebiasaan  berolahraga teratur, dengan cara yang menyenangkan dan menyehatkan.  Jika Anda rutin berlatih, meskipun pelan tapi pasti secara otomatis jurus-jurus ampuh Anda semakin dahsyat dan luar biasa. Boleh jadi ini  sesuatu yang barangkali  Anda tidak pernah membayangkan kemampuan ini sebelumnya.

Masih enggan berlatih beladiri syar'ie? Pikirkanlah masak-masak sebelum anda memutuskan untuk tidak masuk pelatihan beladiri syar'ie, atau lebih parah lagi sebelum anda terlarut dengan rutinitas pekerjaan Anda sampai anda lupa sama sekali dengan olahraga rutin. Ingat olahraga yang menyehatkan itu olahraga rutin, bukan sekali-kali doang tanpa jadwal dan sekedar mengisi kejenuhan.

Oya,  terakhir. Jika anda memiliki suatu penyakit misalnya sering pusing, tekanan darah tinggi, atau sering nyeri dada kiri, jantung berdebar-debar, mudah lelah, apakah ada semua tanda tersebut atau salah satu darinya, maka sebelum masuk klub  olahraga terlebih dahulu ceklah kondisi badan anda ke dokter. Ceritakan kepada dokter anda semua keluhan anda dan konsultasikan boleh kah anda berolahraga dan olahraga apa yang tepat buat anda, boleh gak ikut olahraga beladiri.  

Salam sehat.

Jumat, 01 Maret 2013

Meningkatkan Percaya Diri



Percaya diri adalah suatu sikap baik seseorang. Yaitu sikap orang  yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Sehingga dengan alasan ini, ia akan mampu melakukan tindakan sesuai dengan apa yang ia inginkan, rencanakan dan harapkan.

Percaya diri tidak sama dengan sombong, jika percaya diri seperti gambaran tersebut di atas, maka sombong merupakan sikap menilai orang lain rendah atau hina, sombong juga disandangkan kepada orang yang menolak kebenaran. Istilah gampangnya gak mau menerima masukan atau petunjuk dari orang  lain meskipun jelas-jelas benar secara hukum syar'ie.

Percaya diri nilainya positif sedangkan sombong nilainya negatif. Percaya diri dianjurkan untuk dimiliki pada setia individu muslim, sedangkan sombong dilarang. Kebalikan dari rasa percaya diri adalah rasa minder, rendah diri dan merasa tidak berdaya, merasa lemah dan bawaanya sedih.

Dalam Alqur'an Allah melarang hambanya bersikap lemah dan sedih seperti ayat berikut ini.
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imran: 139)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Fusshilat: 30).

Kedua ayat di atas menjelaskan tentang pentingnya kepercayaan diri. Dari ayat di atas nampak bahwa  orang yang memiliki sifat tidak takut dan sedih serta mengalami kegelisahan adalah diantara ciri-cirinya orang orang orang yang beriman dan orang-orang yang istiqomah.
Kepercayaan diri akan membuat kita tidak lemah dan akan selalu kuat dan mengambil tindakan. 
Kepercayaan diri juga akan membuat kita akan selalu bertindak meski dalam keadaan sulit sekalipun.

Begitu jelas petunjuk Allah kepada hambanya bahwasannya seorang muslim tidak boleh sedih, merasa lemah dan takut. Dan itu dapat diusir dan dihilangkan dengan syarat beriman. Jadi kalau seseorang itu beriman sebenarnya tidak ada alasan untuk takut. Takut menghadapi masa depan, takut terhadap syaitan dan ketakutan-ketakutan lainnya. Adapun takut secara thabi'i atau takut alami diperbolehkan.

Apa saja yang termasuk takut alami? Contoh takutnya seseorang terhadap binatang buas, karena khawatir akan membahayakan dirinya. Ketakutan seseorang terhadap penjahat karena dirinya merasa lemah dan tidak memiliki bekal untuk membela diri atau melawannya. Ketakutan seseorang saat bepergian karena khawatir ada orang yang berbuat jahat terhadap dirinya, seperti pencopet, preman, penodong dan sebagainya.

Jika anda sering mengalami ketakutan thabi'i terhadap orang jahat, premanisme, pencopet, pemalak dan sebagainya karena Anda merasa tidak bisa membela diri. Merasa lemah jika ada ancaman dari orang-orang jahat, maka salah satunya adalah Anda harus menguasai keterampilan beladiri.

JIka anda takut berbicara di depan publik maka cara menghilangkannya dengan menyiapkan diri secara matang melatihnya dan mempraktekkannya secara terus dan berulang. Jika hal itu anda lakukan  maka pelan tapi pasti kepercayaan diri anda untuk bisa berani bicara didepan publik akan meningkat. Demikian pula ketakutan ketakutan lainnya maka caranya  hampir sama dengan cara tersebut di atas.

Anitisipasi Kejahatan



Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh 
Saudaraku yang budiman,
Saat Anda membaca atau mendengar berita di  media masa, pernahkah sehari saja kosong dari berita tindak kejahatan? Jawabannya sudah pasti tidak. Ya, itu sesuatu yang tidak dapat Anda  pungkiri, bahkan setiap hari berbagai model tindak kejahatan selalu bervariasi dan bertambah. Ketahuilah wahai saudaraku, berita-berita yang  Anda ketahui baru sebagian kecil dari keadaan yang sesungguhnya.  Sebab  berbagai tindak kejahatan banyak yang tidak diketahui khalayak dan tidak terekam oleh berbagai media masa. Lebih-lebih kejahatan “kecil".

“Sungguh belum lama saat saya sedang  menulis tulisan ini, tersiar berita di radio tentang penculikan  seorang anak sekolah dasar yang baru ngaji  sore hari. Dengan modus dijemput saat sedang ngaji, kebetulan saat menulis ini saya sambil mendengarkan berita di radio”.
Saya yakin Anda pernah medengar atau bahkan melihat sendiri tindak kejahatan di sekitar Anda, apakah itu penjambretan, pencopetan, pelecehan seksual dan  sejenisnya. Dan korbanyapun bervariasi dari mulai anak-anak hingga manula, baik  menimpa orang yang tidak Anda kenal, teman Anda, atau bahkan terhadap keluarga dan Anda sendiri.
Apa reaksi Anda? Apakah Anda diam saja? Ataukah Anda kemudian mempelajari tekhnik-tekhnik pencegahan dan penangkal dari berbagai tindak kejahatan tersebut?

Saya sangat-sangat tidak ingin Anda seperti orang-orang pada umumnya, menjadi orang yang jika kejelekan sudah menimpa dirinya, baru sadar dan  menyesal berkepanjangan. Padahal sebelumnya, berbagai kejahatan yang menimpa orang-orang di sekitar Anda sudah sangat cukup untuk dijadikan peringatan agar segera bertindak, menyiapkan diri Anda dengan bekal beladiri khusus, sehingga dapat mencegah hal semacam itu, tidak terjadi pada diri Anda atau orang-orang disekitar Anda, di kemudian hari.

Saya juga tidak ingin Anda sebagai orang baik-baik, pasrah dan diam saja diperlakukan semena-mena oleh orang-orang dhalim. Atau rela (meskipun sakit hatinya) terdhalimi begitu saja, karena tidak ada kemampuan untuk membela diri, meskipun harta Anda dirampas, kehormatan Anda dilecehkan,badan Anda disakiti juga saat keyakinan Anda diolok-olok.  Atau lebih memalukan lagi bahkan  Anda lari terbirit-birit hanya untuk menyelamatkan diri sendiri, sementara anak, istri atau orang-orang yang Anda cintai  sedang terdhalimi, sementara  Anda hanya  melihat tak berdaya. Saya sangat menginginkan Anda  (sebagaimana saya juga menginginkan untuk diri saya sendiri), agar Anda menjadi orang beriman yang percaya diri, tegas diatas kebenaran, tidak takut dan mampu berbuat cerdas, ketika  kejahatan atau kedhaliman menimpa Anda. 

Apakah ada solusinya? Alhamdulillah kami hadir untuk ikut memberikan salah satu solusi, kini Belasalam  menghadirkan untuk Anda pelatihan tekhnik jurus-jurus beladiri darurat, sebagai upaya  menangkal berbagai  tindak kejahatan, penodongan, serangan,  dekapan cekikan dan sebagainya. Belasalam menyusun kurikulum beladiri dengan tekhnik dan gerakan sederhana, mudah dilakukan dari usia 12 tahun hingga 50 tahun sekalipun.

Tekhnik-tekhnik Beladiri Darurat Belasalam Tidak membutuhkan waktu lama untuk menguasainya, cukup 30 menit sampai dengan 1 jam sehari  2-5 kali dalam seminggu. Pelan tapi pasti Anda akan dapat memiliki jurus-jurus ampuh ini dalam waktu yang tidak terlalu lama, tentu saja semakin lama dan semakin sering Anda melatihnya maka akan semakin mahir.

Dapat dilatih kapan saja dan di mana saja, baik bersama partner latihan ataupun sendirian, tentu saja jika Anda sudah mengetahui dan memahami lebih dahulu tekhniknya.

Tekhnik-tekhnik yang dipelajari cukup mudah dan efektif, karena saya bersama tim telah mempraktekan jurus-jurus yang biasa di pakai oleh beladiri pada umumnya, kemudian kami ambil yang paling efektif, jika perlu kami modifikasi, bahkan jika sebagian kami ciptakan sendiri dengan berbagai uji coba terlebih dahulu. Dan uniknya di Belasalam ini dalam menghadapi satu tindak kejahatan tidak hanya diajarkan satu tekhnik antisipasi tetapi juga diberikan tekhnik-tekhnik alternatif yang cukup memadai untuk menghadapi suatu tindakan "jahat" pada diri Anda tersebut.
 
Copyright (c) Belasalam - Blogger Templates created by BTemplateBox.com - Css Themes by metamorphozis.com